Rabu, 24 November 2010

Sistem Database Oracle

Sistem Database Oracle adalah basis data relasional yang terdiri dari kumpulan data dalam suatu sistem manajemen basis data RDBMS. Perusahaan perangkat lunak Oracle memasarkan jenis basis data ini untuk bermacam-macam aplikasi yang bisa berjalan pada banyak jenis dan merk perangkat keras komputer (platform).

Basis data Oracle ini pertama kali dikembangkan oleh Larry Ollison, Bob Miner dan Ed Oates lewat perusahaan konsultasinya bernama Software Development Laboratories (SDL) pada tahun 1977. Pada tahun 1983, perusahaan ini berubah nama menjadi Oracle Corporation sampai sekarang.

Basis data Oracle juga bersaing dengan basis data sumber-terbuka (open-source relational databases), seperti :

  • IBM: DB2, Informix, UDB
  • Microsoft SQL server
  • PostgreSQL
  • Firebird
  • Teradata (data warehousing dan business intelligence)
  • Software AG: Adabas
  • Sybase.

Oracle merupakan DBMS yang paling rumit dan paling mahal di dunia, namun banyak orang memiliki kesan yang negatif terhadap Oracle. Keluhan-keluhan yang mereka lontarkan mengenai Oracle antara lain adalah terlalu sulit untuk digunakan, terlalu lambat, terlalu mahal, dan bahkan Oracle dijuluki dengan istilah “ora kelar-kelar” yang berarti “tidak selesai-selesai” dalam bahasa Jawa. Jika dibandingkan dengan MySQL yang bersifat gratis, maka Oracle lebih terlihat tidak kompetitif karena berjalan lebih lambat daripada MySQL meskipun harganya sangat mahal.

Namun yang mereka tidak perhitungkan adalah bahwa Oracle merupakan DBMS yang dirancang khusus untuk perusahaan yang berukuran besar, bukan untuk ukuran kecil dan menengah. Kebutuhan perusahaan berukuran besar tidaklah sama dengan perusahaan yang kecil atau menengah yang tidak akan berkembang menjadi besar. Perusahaan seperti perhotelan yang berukuran besar membutuhkan fleksibilitas dan skalabilitas agar dapat memenuhi tuntutan akan data dan informasi yang bervolume besar dan terus menerus bertambah besar. Kapasitas penyimpanan data dalam Oracle mencapai TeraByte.

Fleksibilitas adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan dan kondisi khusus yang dapat berubah-ubah. Sebagai contoh, perusahaan yang besar membutuhkan server yang terdistribusi dan memiliki redundancy sehingga pelayanan bisa diberikan secara cepat dan tidak terganggu jika ada server yang mati. Perusahaan tersebut juga mempunyai berbagai macam aplikasi yang dibuat dengan beragam bahasa pemrograman dan berjalan di berbagai platform yang berbeda. Oracle memiliki banyak sekali fitur yang dapat memenuhi tuntutan fleksibilitas dari perusahaan besar tersebut. Berbagai fitur tersebut membuat Oracle menjadi DBMS yang rumit dan sulit untuk dipelajari, namun itu adalah harga yang harus dibayar untuk mendapatkan fleksibilitas yang dibutuhkan dalam sistem informasi di perusahaan/organisasi yang berukuran besar.

Skalabilitas mengacu pada kemampuan untuk terus berkembang dengan penambahan sumber daya. Perusahaan yang besar harus mampu melakukan transaksi data dalam volume yang besar dan akan terus bertambah besar. Jika dijalankan hanya pada satu server saja, MySQL memang bisa berjalan lebih cepat daripada Oracle. Namun jika satu server sudah tidak bisa lagi menangani beban yang terus bertambah besar, kinerja MySQL mengalami stagnasi karena keterbatasan server tersebut. Namun Oracle mendukung fitur Grid yang dapat mendayagunakan lebih dari satu server serta data storage dengan mudah dan transparan. Hanya dengan menambahkan server atau data storage ke dalam Oracle Grid, maka kinerja dan kapasitas Oracle dapat terus berkembang untuk mengikuti beban kerja yang terus meningkat.

Kelebihan lain dari Oracle yaitu hanya akan memanfaatkan resource yang default atau diberikan saja. Sehingga ketika sudah running di server, kadang perlu ditunning agar kecepatan dan kerjanya bisa maksimal. Tunning dapat dilakukan kapan saja dan berkali-kali. Ini sangat menguntungkan karena pemakaian resource dapat dikontrol dengan mudah. Tetapi efek buruknya adalah jika salah dalam melakukan tunning atau tidak ditunning sama sekali, oracle akan bekerja sangat lambat.

Sedangkan, Microsoft SQL Server memakai banyak resouce. Pada awalnya memang akan terasa cepat sekali tetapi kalau resource sudah maksimal maka akan jadi masalah besar. Tunning hanya bisa dilakukan satu atau dua kali saja. Jika pengaturan dari awal sudah salah, maka efeknya dikemudian hari bisa fatal. Misalnya ketika data sudah banyak dan ram terbatas, space hardisk juga terbatas/ sudah maximal bisa menjadi masalah yang besar bagi kelangsungan aplikasi.

1 komentar:

  1. kita juga punya nih artikel mengenai oracle, silahkan dikunjungi dan dibaca untuk menambah wawasan, berikut
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1273/1/50407692.pdf
    trimakasi

    BalasHapus